MENGENALI SUARA-NYA
Para
murid sekolah di Inggris dilarang keras menyalakan nada dering telepon genggam
di kelasnya masing-masing. Namun anak-anak itupun tidak habis akal, mereka
memasang ringtone yang disebut “suara nyamuk”, yaitu nada dengan frekuensi
tinggi yang tidak bisa didengar oleh telinga orang dewasa. Para gurupun tak
bisa mendengar suaranya, tetapi para murid dapat mendengarnya sehingga bisa
kirim sms dengan leluasa. Rupanya setelah berusia 25 tahun ke atas, ada
bulu-bulu halus di dalam telinga manusia yang menua dan rusak. Itu sebabnya
telinga orang dewasa tidak lagi mendengar suara dengan frekuensi tinggi di atas
16 KHz seperti telinga anak-anak. Dalam Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan Yesus
menggambarkan diriNya sebagai gembala yang baik dan para murid disebut sebagai
domba milikNya (Yohanes 10:1-18). Ada ikatan batin yang tidak bisa terpisahkan
antara gembala dan domba. Gembala di Israel biasanya memberi nama tiap dombanya
dan memanggil nama mereka dengan nada khas. Jika malam tiba setelah semua domba
masuk kandang, sang gembala tidur di pintu masuk. Ia menjadi pintu (tameng)
untuk melindungi domba dari serangan musuh. Kedekatan inilah yang membuahkan
kepekaan. Domba-domba mampu mengenali dan membedakan suara gembalanya. Jika ada
gembala asign memanggil maka domba itupun tidak merespon atau bereaksi.
Di
sekitar kita ada banyak suara, dimana seringkali membuat kita sulit membedakan
mana suara yang benar dan mana yang sesat, mana kehendak Tuhan dan mana yang
bukan kehendak Tuhan.
Untuk melatih kepekaan, kita perlu membangun persekutuan
dengan Tuhan melalui disiplin doa dan disiplin baca firman Tuhan, karena tanpa doa dan firman
kita pasti kehilangan kepekaan akan suara Tuhan. Ketika menuliskan Injilnya,
Yohanes memproklamirkan, “Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama-sama
dengan Allah dan firman itu adalah
Allah” (Yohanes 1:1). Segala sesuatu yang ada di bumi, baik yang kelihatan
maupun yang tidak kelihatan dijadikan oleh firman. Kita rindu meneladani dan
menghidupi perkataan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita setiap saat baik
kehidupan yang sekarang ini maupun kehidupan yang akan datang. Badai yang
datang dalam kehidupan kita kadang-kadang membuat perkataan kita menjadi
negatif. Kita khawatir dengan hidup kita dan takut akan hari depan kita yang
semuanya adalah pekerjaan yang dirancang oleh musuh kita yaitu iblis. Ini yang
harus kita waspadai dan antisipatif supaya pekerjaan setan dan iblis jangan
menyelusup dalam kehidupan kita melalui situasional yang sangat labil. Hal
ketakutan dan kekhawatiran adalah salah satu indikator pekerjaan si setan untuk
membuat manusia terpisah dari kasih karunia Tuhan.
Seringkali
kita tidak mengalami dahsyatnya firman Tuhan, karena perasaan kita terganggu
oleh peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Ketika kita membaca Injil
Lukas 24:13-32 tentang kedua murid Tuhan Yesus yang berjalan menuju Emaus
setelah pagi minggu itu mereka mendengar bahwa mayat Tuhan Yesus tidak ada di
kuburan, maka merekapun jadi kecewa dan lalu pergi ke Emaus. Akan tetapi
ditengah-tengah perjalanan mereka tiba-tiba Tuhan Yesus datang dan bersama-sama
dengan mereka bahkan berbincang-bincang dengan mereka ; namun kedua murid
tersebut tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kenapa demikian …. ? Karena mereka
dalam keadaan dan situasi sedang kecewa oleh berita bahwa mayat Tuhan Yesus
tidak ada di kuburan. Mereka tidak ingat perkataan Tuhan Yesus bahwa “Ia akan
mati dan akan bangkit pada hari yang ketiga”. Begitupun dalam hidup kita,
seringkali kita tidak alami mukjizat karena berbagai kejadian yang silih
berganti dalam hidup kita tanpa peduli lagi dengan ibadah dan mendengar firman
Tuhan. Kembalilah sebelum terlambat sebab tanganNya sedang terbuka dan
menyambut engkau yang sudah mulai tersesat. Maju terus di dalam Tuhan dan doa
saya menyertai saudara-saudara sekalian. …… Amen.
No comments:
Post a Comment