BELAJAR BERKECUKUPAN
Kata “Belajar
Berkecukupan” adalah bukan mengejar kekayaan atau mencari uang sebanyak
mungkin, melainkan berusaha mensyukuri segala berkat Tuhan yang bisa kita
nikmati sampai saat ini pribadi lepas pribadi. Alkitab menjelaskan dalam Ibrani
13:5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukuplah dirimu dengan apa yang ada
padamu”. Karena Allah telah berfirman : “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. Akan tetapi pada
dewasa ini manusia cenderung untuk memperkaya diri dengan menghalalkan segala
cara demi untuk mendapatkan uang ataupun kedudukan dalam segala aspek. Manusia
tidaklah mempedulikan ajaran Tuhan malah sebaliknya biarlah Tuhan memaklumi
mereka karena menurut pandangan mereka bahwa Tuhan Sang Maha Pemurah dan
Penyayang sehingga mereka memandang bahwa Tuhanlah yang memaklumi mereka.
Akankah demikian …… ? Tentu tidak, melainkan Tuhan berkata : “Untuk apa
seseorang memiliki seisi dunia ini tetapi nyawanya binasa”.
Dalam I Timotius 6:8 berkata : “Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah”. Dan ayat 9 berkata : “Tetapi mereka yang ingin kaya
terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu
yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam
keruntuhan dan kebinasaan”. Jadi sekarang mana yang kita pilih di antara kedua
opsi tersebut di atas, apakah opsi yang pertama belajar mencukupkan diri dengan
apa adanya, atau mau mengejar kekayaan semata yang berujung pada maut …… ?
Zaman sekarang banyak orang tidak lagi peduli dengan orang lain, karena sibuk
dengan bisnis dan pekerjaan yang notabene adalah untuk memperkaya diri sendiri
tanap menghiraukan hukum Tuhan. Untuk itu bagi kita dituntut supaya lebih arif
dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Dalam Injil Lukas 12:15b
berkata “Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak
tergantung daripada kekayaannya itu”. Kalau demikian jadinya, kenapa harus
susah-susah mencari yang tidak berfaedah, dan mengejar yang tidak memberi
harapan …… ?
Satu hal yang lebih pasti dan
lebih aktual adalah ketika kita dapat melakukan dan mengerjakan pekerjaan Tuhan
sebagaimana yang telah disuruhkan Tuhan Yesus kepada kita, lewat firmanNya
bahwa kita harus mengerjakan pekerjaan Dia selagi masih siang dan akan datang
malam dimana tidak seorangpun dapat bekerja. Karena kamu semua adalah anak-anak
terang dan anak-anak siang, kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang
kegelapan (I Tesalonika 5:5). Orang yang ada di dalam terang tentunya berpikir
secara terang (berpikir secara positif) dan orang yang ada di dalam gelap
berpikir secara gelap (pikiran yang negatif). Melayani Tuhan adalah pekerjaan
yang paling mulia dan berguna sampai selama-lamanya karena mengandung janji
keselamatan dan kehidupan yang kekal. Ingat Filipi 1:22 “Tetapi jika aku harus
hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah”. Maju terus di
dalam Tuhan dan sampai jumpa pada warta minggu depan. …… Amen
No comments:
Post a Comment